Dari H.G Frederickson
Permasalahan
yang dihadapi administrasi negara baru ini dapat disimpulkan menjadi dua
pertanyaan yang sangat umum. Pertama, akan seperti apakah administrasi negara
dalam dasawarsa mendatang dan generasi mendatang? Kedua, harus seperti apakah administrasi negara dalam dasawarsa
mendatang dan dalam generasi mendatang? Tapi pertanayaan tersebut seolah tumpang tindih sehingga dapat disederhanakan menjadi Administrasi
negara macam apa yang akan kita ciptakan
untuk diri kita dalam dasawarsa mendatan g dan dalam generasi mendatang?
William
G. Scott dan David K. Hart menyatakan dalam Organizational Amerika bahwa
kehidupan kita dikelilingi oleh mesin-mesin teknis manusiawi raksasa yang kita
sebut dengan organisasi yang diharapkan tanggap terhadap isyu-isyu dan
problem-problem tahun 1980-an. Untuk menghadapi isyu-isyu ini, kita harus
mengakui bahwa organisasi-organisasi secara fundamental berfungsi dalam dunia
nilai. Nilai-nilai administrasi negara tradisional seperti efisien,efektif
telah membantu kita dalam produksi. Yang perlu ditekankan adalah nilai efektif
dan rasional agar pembuatan keputusan bisa menjadi produktif.
Konteks
normatif fungsi organisasi-organisasi
publik yaitu: pertama, tanggungjawab terakhir pejabat-pejabat terpilih untuk
membuat pilihan-pilihan publik; kedua, otoritas konstitusional dari pengadilan
untuk menjadi penafsir hukum yang tertinggi; ketiga, keabsahan semua kelompok
yang kepentingannya dirundingkan melalui proses kebijakan publik; keempat, hak
dan martabat iwarga negara diakui; kelima, keterikatan ekonomi yang menunjang
kemakmuran dan kesejahteraan umum.
Agar
efektif maka organisasi publik perlu benar-benar tanggap terhadap perubahan
sosial, politik, dan ekonomi yang cepat. Pemimpin pemimpin berkualitas tinggi harus memprediksi tentang
perubahan yang akan terjadiuntuk
memanfaatkannya. Untuk menjadi pemimpin yang berkualitas maka pemimpin
memerlukan teknologi modern dan terutama teknologi komunikasi. Akan tetapi
jangan sampai menjadi tawanan komputer, telpon dan televisi.
Asministrasi
negara yang efektif akan terus menjadi ‘kalkulator rasional’ dari cara
alternatif untuk menjcapai tujuan publik. Administrator yang baik mengetahui kuncinya, yaitu mengetahui apa
yang harus dilakukan dan berapa banyak harus dilakukan.
Bagi
beberapa orang, potret administrasi negara moderen ini mengkhawatirkan. Memang
Victor Thompson telah menyatakan bahwa mereka yang berhubungan dengan
administrasi negara baru sibuk dengan suatu ‘usaha yang kurang ajar untuk mencuri
kedaulatan rakyat’. Dia membayangkan suatu dunia politik, ekonomi, dan sosial
dimana administrator-administrator negara beroperasi sebagai
fungsionaris-fungsionaris yang bebas nilai dalam menjalankan mandat-mandat
eksekutif dan legislatif. Omong kosong. Administrator negara tidak, merupakan
robot-robot ‘netral’ yang melaksanakan suatu kebijakan publik yang mereka tidak
ikut dalam pembuatannya. Maka sesuangguhnya administrasi negara baru adalah
sebaliknya yaitu orang-orang yang bukan hanya menjadi wasit tetapi harus
menjadi pemain yang ahli dalam melakukan kehendak publik. Sebagai contoh adalah
bahwa penilik pendidikan bukanlah orang-orang yang netral, tapi harus
orang-orang yang ahli dalam urusan pendidikan.
Individu dan Organisasi
Isyu besar selanjutnya
adalah keluhuran, harga diri, dan arti
penting individu yang bekerja di dalam organisasi maupun individu yang kebutuhan-kebutuhannya dipenuhi oleh
organisasi itu. Sesudah melakukan analisis brilyan tentang kondisi organisasi
Amerika, Scott dan Hart menyimpulkan apa yang mereka sebut dengan Kemungkinan
Masa Depan (Pobable Future), yang
ciri utamanya adalah kecenderungan meuju Amerika yang totaliter. Mereka
membuktikan bahwa organisasi medern adalah ciri utama dari totaliterisme karena
ia merupakan cara utama untuk pengendalian. Mereka kemudian memperlihatkan
bahwa satu-satunya kenapa pengalihan totaliter belum rampung adalah karena ada
sisa keterikatan nilai individual masa lalu yang telah menghambat sempurnanya
penguasaan oleh organisasi modern. Desakan untuk memberantas nilai
individualisme yang tertinggal menggerakkan Amerika menuju ujung suatu revolusi
modern. Kemudian Scott dan Hart
menyimpulkan bahwa pembaharuan tidak akan datang dari orang-orang yang penting
karena tak sesuai dengan kepentingan mereka menjadi pencetus pembaharuan. Scoot
dan Hart juga mengesampingkan orang-orang yang tidak penting (tidak pu nya
kekuasaan), karena mereka banyak mendapat keuntungan sebagai pekerja dalam
organisasi modern karena mereka terus naik pangkat. Scott dan Hart akhirnya
menyimpulkan bahwa kepraktisan pembaharuan dilakukan oleh orang-orang
profesional. Untuk mencapai hal ini maka profesional pertama harus mengakui
bahwa mereka tidak akan pernah menjadi orang-orang penting, namun mungkin akan
senantiasa menjadi spesialis yang relatif stabil, para profesional harus
menjadi filsuf, dan ini adalah peran yang belum mereka kuasai. Para profesional
harus mempelajari ketrampilan mengamati batas-batas organisasi dan menilai
cakrawala politik, ekonomi dan sosial supaya bisa bekerja secara kolektif untuk
menjaga organisasi agar tidak statis dan punya daya tanggap. Orang-orang
profesional harus mengetahui suatu organisasi tentang manajemen proyek yang
dicanangkan untuk menyelenggarakan kegiatan khusus guna memenuhi kebutuhan
warga negara individual yang mungkin dalam proses perubahan.
Analisa Victor Thompson yang baru tentang organisasi
menitik beratkan pada peranan dan fungsinya.dia dengan tepat mengamati bahwa
organisasi yang berskala besar membawa efek dehumanisasi terhadap
individu-individu yang bekerja untuk
oraganisasi dan dilayani oleh organisai tersebut. Masalahnya, dalam
pandangan Thompson dalah kegagalan untuk menanggapi individu secara kasih
sayang. Sebenarnya realitasnya adalah tidak seperti yang nampak. Kenyataannya
kebanyakan orang tidaklah menderita secara berlebihan dari tindakan
organisasi-organisasi birokrasi modern yang besar. Thompson tetap punya harapan
untuk memperoleh suatu kombinasi alami antara individu dan organisasi. Thompson
telah keliru dalam mengibaratkan organisasi dengan manusia.
Tidak disangsikan, salah satu yang mnjadi isyu besar
tahun 1980-an adalah masalah produktivitas. Semua bukti menunjukkan bahwa
perbandingan barang dan jasa yang dihasilkan dengan tenaga kerja yang dipakai
sedang merosot. Disini ada dalam batas, tidak ada pertumbuhan, dan lingkungan
organisasi terlihat suatu sikap umum mengurangi pengeluaran biaya pelayanan
pemerintahan. Warga negara tidak bisa mengharapkan peningkatan pelayanan
publik, disatu sisi juga karyawan-karyawan publik tidak dapat beranggapan bahwa
oraganisasi pemerintahan berjalan untuk memberikan perawatan dan makanan bagi
mereka.
Masalah produktivitas, berpasangan dengan masalah
pengurangan pendapatan dan pengurangan pengeluaran, yang dapat mengurangi
kemungkinan keadilan sosial. Kita sedang
memasuki suatu era dimana pejabat-pejabat publik berkepentingan sekali
mengenali hak-hak warga negara individual untuk menerima bagian pelayanan
masyarakat yang adil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar