Jumat, 13 Januari 2012

Administrasi Negara Tahun 1980-an


Dari H.G Frederickson
Permasalahan yang dihadapi administrasi negara baru ini dapat disimpulkan menjadi dua pertanyaan yang sangat umum. Pertama, akan seperti apakah administrasi negara dalam dasawarsa mendatang dan generasi mendatang? Kedua, harus seperti  apakah administrasi negara dalam dasawarsa mendatang dan dalam generasi mendatang? Tapi pertanayaan tersebut seolah  tumpang tindih sehingga  dapat disederhanakan menjadi Administrasi negara macam apa yang  akan kita ciptakan untuk diri kita dalam dasawarsa mendatan g dan dalam generasi mendatang?
William G. Scott dan David K. Hart menyatakan dalam Organizational Amerika bahwa kehidupan kita dikelilingi oleh mesin-mesin teknis manusiawi raksasa yang kita sebut dengan organisasi yang diharapkan tanggap terhadap isyu-isyu dan problem-problem tahun 1980-an. Untuk menghadapi isyu-isyu ini, kita harus mengakui bahwa organisasi-organisasi secara fundamental berfungsi dalam dunia nilai. Nilai-nilai administrasi negara tradisional seperti efisien,efektif telah membantu kita dalam produksi. Yang perlu ditekankan adalah nilai efektif dan rasional agar pembuatan keputusan bisa menjadi produktif. 
Konteks normatif fungsi  organisasi-organisasi publik yaitu: pertama, tanggungjawab terakhir pejabat-pejabat terpilih untuk membuat pilihan-pilihan publik; kedua, otoritas konstitusional dari pengadilan untuk menjadi penafsir hukum yang tertinggi; ketiga, keabsahan semua kelompok yang kepentingannya dirundingkan melalui proses kebijakan publik; keempat, hak dan martabat iwarga negara diakui; kelima, keterikatan ekonomi yang menunjang kemakmuran dan kesejahteraan umum.
Agar efektif maka organisasi publik perlu benar-benar tanggap terhadap perubahan sosial, politik, dan ekonomi yang cepat. Pemimpin pemimpin  berkualitas tinggi harus memprediksi tentang perubahan  yang akan terjadiuntuk memanfaatkannya. Untuk menjadi pemimpin yang berkualitas maka pemimpin memerlukan teknologi modern dan terutama teknologi komunikasi. Akan tetapi jangan sampai menjadi tawanan komputer, telpon dan televisi.
Asministrasi negara yang efektif akan terus menjadi ‘kalkulator rasional’ dari cara alternatif untuk menjcapai tujuan publik. Administrator yang baik  mengetahui kuncinya, yaitu mengetahui apa yang harus dilakukan dan berapa banyak harus dilakukan.
Bagi beberapa orang, potret administrasi negara moderen ini mengkhawatirkan. Memang Victor Thompson telah menyatakan bahwa mereka yang berhubungan dengan administrasi negara baru sibuk dengan suatu ‘usaha yang kurang ajar untuk mencuri kedaulatan rakyat’. Dia membayangkan suatu dunia politik, ekonomi, dan sosial dimana administrator-administrator negara beroperasi sebagai fungsionaris-fungsionaris yang bebas nilai dalam menjalankan mandat-mandat eksekutif dan legislatif. Omong kosong. Administrator negara tidak, merupakan robot-robot ‘netral’ yang melaksanakan suatu kebijakan publik yang mereka tidak ikut dalam pembuatannya. Maka sesuangguhnya administrasi negara baru adalah sebaliknya yaitu orang-orang yang bukan hanya menjadi wasit tetapi harus menjadi pemain yang ahli dalam melakukan kehendak publik. Sebagai contoh adalah bahwa penilik pendidikan bukanlah orang-orang yang netral, tapi harus orang-orang yang ahli dalam urusan pendidikan.
Individu dan Organisasi
Isyu besar selanjutnya adalah  keluhuran, harga diri, dan arti penting individu yang bekerja di dalam organisasi maupun individu yang  kebutuhan-kebutuhannya dipenuhi oleh organisasi itu. Sesudah melakukan analisis brilyan tentang kondisi organisasi Amerika, Scott dan Hart menyimpulkan apa yang mereka sebut dengan Kemungkinan Masa Depan (Pobable Future),  yang ciri utamanya adalah kecenderungan meuju Amerika yang totaliter. Mereka membuktikan bahwa organisasi medern adalah ciri utama dari totaliterisme karena ia merupakan cara utama untuk pengendalian. Mereka kemudian memperlihatkan bahwa satu-satunya kenapa pengalihan totaliter belum rampung adalah karena ada sisa keterikatan nilai individual masa lalu yang telah menghambat sempurnanya penguasaan oleh organisasi modern. Desakan untuk memberantas nilai individualisme yang tertinggal menggerakkan Amerika menuju ujung suatu revolusi modern.  Kemudian Scott dan Hart menyimpulkan bahwa pembaharuan tidak akan datang dari orang-orang yang penting karena tak sesuai dengan kepentingan mereka menjadi pencetus pembaharuan. Scoot dan Hart juga mengesampingkan orang-orang yang tidak penting (tidak pu nya kekuasaan), karena mereka banyak mendapat keuntungan sebagai pekerja dalam organisasi modern karena mereka terus naik pangkat. Scott dan Hart akhirnya menyimpulkan bahwa kepraktisan pembaharuan dilakukan oleh orang-orang profesional. Untuk mencapai hal ini maka profesional pertama harus mengakui bahwa mereka tidak akan pernah menjadi orang-orang penting, namun mungkin akan senantiasa menjadi spesialis yang relatif stabil, para profesional harus menjadi filsuf, dan ini adalah peran yang belum mereka kuasai. Para profesional harus mempelajari ketrampilan mengamati batas-batas organisasi dan menilai cakrawala politik, ekonomi dan sosial supaya bisa bekerja secara kolektif untuk menjaga organisasi agar tidak statis dan punya daya tanggap. Orang-orang profesional harus mengetahui suatu organisasi tentang manajemen proyek yang dicanangkan untuk menyelenggarakan kegiatan khusus guna memenuhi kebutuhan warga negara individual yang mungkin dalam proses perubahan.
            Analisa Victor Thompson yang baru tentang organisasi menitik beratkan pada peranan dan fungsinya.dia dengan tepat mengamati bahwa organisasi yang berskala besar membawa efek dehumanisasi terhadap individu-individu yang bekerja untuk  oraganisasi dan dilayani oleh organisai tersebut. Masalahnya, dalam pandangan Thompson dalah kegagalan untuk menanggapi individu secara kasih sayang. Sebenarnya realitasnya adalah tidak seperti yang nampak. Kenyataannya kebanyakan orang tidaklah menderita secara berlebihan dari tindakan organisasi-organisasi birokrasi modern yang besar. Thompson tetap punya harapan untuk memperoleh suatu kombinasi alami antara individu dan organisasi. Thompson telah keliru dalam mengibaratkan organisasi dengan manusia.
            Tidak disangsikan, salah satu yang mnjadi isyu besar tahun 1980-an adalah masalah produktivitas. Semua bukti menunjukkan bahwa perbandingan barang dan jasa yang dihasilkan dengan tenaga kerja yang dipakai sedang merosot. Disini ada dalam batas, tidak ada pertumbuhan, dan lingkungan organisasi terlihat suatu sikap umum mengurangi pengeluaran biaya pelayanan pemerintahan. Warga negara tidak bisa mengharapkan peningkatan pelayanan publik, disatu sisi juga karyawan-karyawan publik tidak dapat beranggapan bahwa oraganisasi pemerintahan berjalan untuk memberikan perawatan dan makanan bagi mereka.
            Masalah produktivitas, berpasangan dengan masalah pengurangan pendapatan dan pengurangan pengeluaran, yang dapat mengurangi kemungkinan keadilan sosial.  Kita sedang memasuki suatu era dimana pejabat-pejabat publik berkepentingan sekali mengenali hak-hak warga negara individual untuk menerima bagian pelayanan masyarakat yang adil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar