Jumat, 13 Januari 2012

PANCASILA YANG TERLUPAKAN



Pendiri negeri ini adalah orang yang kita anggap sebagai pahlawan yang sampai saat ini masih kita kenal, masih kita ingat namanya, masih kita ingat jasa-jasanya, masih menjadi inspirasi bagi banyak orang. Betapa besar jasa-jasa mereka dalam perjuangan mendirikan negeri kita ini. Mereka mengorbankan pemikirannya, mengorbankan hartanya, keluarganya, bahkan jiwa raga mereka korbankan demi kemerdekaan tanah airnya. Namun apa yang terjadi dengan negeri ini sekarang, banyak orang orang yang memilih voting dari pada musyawarah, banyak yang memilih nongkrong dari pada pergi ke Masjid, banyak yang memilih Hak Asasi Manusia dari pada nilai dan norma yang berlaku di negeri ini, banyak orang yang memilih ikut korupsi dari pada membrantas dan menghindari korupsi, banyak orang yang memilih kekerasan untuk mengatatasi permasalahan. Itulah sedikit  gambaran keadaan rakyat negeri ini dijaman yang konon katanya era globalisasi, era dimana kebebasan sangat diperjuangkan dan diagungkan. Itulah faktanya yang banyak kita jumpai di lingkungan sekitar kita. Padahal founding father negeri Indonesia tercinta ini telah susah payah dan berfikir ekstra keras untuk memilih landasan negara, dan akhirnya perjuangan mereka tidak sia-sia sehingga munculah Pancasila sebagai ideologi negeri ini.
1 juni adalah hari dimana sang Pancasila di peringati  hari jadinya. Baahkan banyak variasi kegiatan untuk memperingati hari jadinya Pancasila, dari mulai Upacara bendera, seminar tentang Kenegaraan sampai demonstrasi. Bahkan sampai sekarang Pancasila masih di bacakan pada saat upacara rutin hari senin di setiap sekolah-sekolah dari mulai SD sampai SMA/Sederajat. Itulah nama pancasila yang masih harum namanya sampai saat ini.
Pancasila, dibalik keharuman namanya ternyata sekarang ini masyarakat negeri ini seolah-olah lupa dengan kandungan nilai-nilai yang ada di dalam Pancasila itu sendiri. Penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila terus terjadi, dari mulai hal yang kecil sampai hal yang besar, dari mulai masyarakat awam, masyarakat golongan intelektual sampai masyarakat yang dikatakan elit. Sebagai contoh adalah, pemerintah kita lebih mengedepankan ekonomi liberal dari pada dari pada ekonomi yang berazazkan Kekeluargaan, Pemerintah lebih memilih pemilihan umum langsung dari pada Musyawarah mufakat, Pemerintah lebih memilih Demokrasi liberal dari pada Pancasila itu sendiri. Padahal pemerintah sebagai pihak yang sangat penting dalam memperjuangkan Pancasila supaya terus menjadi Ideologi yang dapat bertahan di masa yang akan datang.
 Kita  tau bahwa Pancasila mengajarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, tetapi masyarakat negeri ini masih banyak yang enggan pergi ke Masjid untuk melaksanakan ibadah, bahkan terkadang kata-kata “keuangan yang maha kuasa” itu kita dengar dilingkungan sekitar kita. Sila kedua dalam Pancasila adalah Kemanusiaan yang adil dan beradab, tapi kita juga tau bahwa masih ada juga orang yang masuk penjara karena hanya sebatas mengambil beberapa buah kakao, padahal sang koruptor malah enak berkunjung ke luar negeri. Kita juga tau bahwa Pancasila mengajarkan tentang Musyawarah mufakat, tetapi dilingkungan sekitar kita bahkan mahasiswa banyak yang mengedepankan voting dari pada musyawarah mufakat untuk memutuskan suatu persoalan bersama.
Betapa jauhnya kehidupan masyarakat negeri ini dengan nilai-nilai yang ada pada Pancasila. Lalu mau dikemanakan Pancasila sebagai landasan negara. Siapa lagi yang mau mempraktekkan nilai-nilai Pancasila kalau bukan masyarakat Indonesia sendiri. Marilah kita kembali ke Pancasila yang mana nilai-nilainya merupakan inti sari yang diambil dari negara ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar